Rabu, 22 Mei 2013

What's "Lincoln"?

Sebenarnya tulisan ini sudah lama ingin saya post, tapi terbengkalai belum diedit..hehe
Sekarang saya mulai saja, saya akan sedikit bercerita tentang sebuah based on history movie. Judul filmya "Lincoln".

Dari judulnya sudah bisa dipastikan film ini mengangkat kisah kehidupan mantan presiden USA, Abraham Lincoln. Tapi yang membuat saya tertarik adalah kisah hidup manakah yang akan diangkat. Kehidupan pribadi atau kehidupan politiknya? atau malah keduanya?



Durasi film ini cukup lama, hampir 3 jam. Saya cukup mendapat gambaran pribadi seorang Lincoln seperti apa. Topik utama dari film ini adalah undang-undang penghapusan perbudakan yang diusung pemerintahan Lincoln.
Kisah perjuangan agar undang-undang ini terwujud tidaklah mudah. Amerika harus melalui perang saudara karena perbedaan pendapat mengenai hal ini. Bahkan anak sulung Lincolnpun menjadi salah satu korban perang saudara ini.

Menurut saya, ada beberapa adegan di film ini yang menarik dan patut direnungkan diantaranya :

1. Adegan perbincangan Lincoln dengan staff media komunikasi (operator morse) kepresidenan.
Dalam adegan ini, Lincoln menyampaikan pendapatnya tentang persamaan hak kaum kulit putih dan kulit hitam. Wajahnya sayu memikirkan keputusan kongres esok hari. Tubuhnya yang kurus diselimuti kain yang tidak terlalu tebal untuk mengusir rasa dingin.


Dia berkata "Euclid yang telah lahir beratus tahun yang lalu telah menemukan simbol kesamaan bilangan dengan tanda sama dengan (=). Euclid juga berkata, yang berawal sama tentu akhirnya tetap sama. Bukankah kita, manusia, berawal dari sesuatu yang sama. Lalu kenapa kita membuat apa yang sama itu menjadi berbeda sekarang? Kita (kulit putih) dan mereka (kulit hitam) terlahir dengan jalan yang sama dan di bumi yang sama. Lalu kenapa kita sekarang membedakan mereka?"
Si staff kepresidenan yang mendengar Lincoln tertegun. Sayapun tertegun. Apa yang diucapkan Lincoln adalah hal yang realistis namun banyak yang tidak memahaminya saat ini.

2. Adegan kemarahan istri Lincoln kepadanya mengenai kematian putra sulungnya
Ini, penggambaran bahwa kehidupan politik mampu membawa gesekan menyakitkan pada kehidupan pribadi. Bagaimana tidak, istri Lincoln merasa sakit hati karena mengira kematian putra mereka di medan perang sama sekali tidak membuat Lincoln sedih. Perang bisa saja dihentikan jika Lincoln berhenti untuk kekeuh mengajukan undang-undang penghapusan perbudakan.


Lincoln benar atas kekekeuhannya. Dia adalah seorang ayah, tapi dia juga seorang pemimpin negara. Hak masyarakat yang di pimpin tentu lebih penting daripada kepentingan pribadi keluarganya. Dan Lincoln mengakui, sebagai ayah dia terpukul dengan kematian putranya.

3. Adegan interaksi Lincoln dengan putra-putranya
Lincoln memiliki 3 orang putra. Namun hanya putra keduanya yang mampu hidup hingga masa tua. 
Dalam film ini, digambarkan bahwa Lincoln memiliki cara yang berbeda dalam berinteraksi dengan putra-putranya. Dia mampu menjadi seorang ayah yang sangat lembut dan kasih kepada putra bungsunya yang memang masih butuh banyak bimbingan. Sementara itu, dia bersikap dingin dan keras kepala kepada putra keduanya yang selalu mengkritik kebijakan yang dia buat.




Secara pribadi saya simpulkan, Lincoln menganut cara "suapi, baru lepaskan" (mirip kaderisasi himpunan..hehe).
Ya, itu teknik yang dipakai Lincoln. Dia selalu menemani si kecil sementara itu selalu bersikeras dengan putra keduanya, Robert Lincoln. Robert, yang awalnya merasa terpaksa masuk akademi militer karena ayahnya kemudian marah mengetahui fakta korban perang yang begitu banyak. Akhirnya diapun memutuskan berangkat ke medan perang. Lincoln dari awal menginginkan ini, namun istrinya tak ingin kehilangan putra lagi. Jadilah hubungan ayah-anak ini semakin tidak harmonis karena kesalahpahaman.

Perlu diketahui, pemeran Robert Lincoln dalam film ini adalah Joseph Gordon Levitt :)

Joseph Gordon Levitt as Robert Lincoln


4. Adegan Lincoln mendatangi rumah lawan-lawan politiknya
Ini dia! Adegan yang jarang kita lihat di dunia saat ini. Lincoln, sehari seblum sidang kongres digelar untuk penentuan UU perbudakan melakukan kunjungan ke lawan-lawan politiknya di kongres. Dia bukan memberi ancaman atau memaki, dia malah memohon dan menasehati. Dia paparkan alasan kekeraskepalaannya mengenai UU ini. Beberapa lawannya terdiam dan tertegun dibuatnya.
Bagusnya, di akhir perkataan Lincoln saat itu dia berucap "semoga apa yang aku sampaikan ini mampu membuka hatimu untuk merubah pendapatmu (menolak UU penghapusan perbudakan)".

5. Adegan kematian Lincoln akibat ditembak
Yaps, saya menangis menonton bagian ini. Tragis, di saat kehidupan pribadi dan politik Lincoln mulai berisi kebahagiaan, dia ditembak. Dia meninggal dikerumuni keluarga dan pejabat negara USA termasuk anggota kongres. Takluput pula putranya, Robert, datang berurai air mata melihat kondisi ayahnya setelah pertemuan terakhir mereka bertengkar hebat.

Terlepas dari kisah yang diangkat dalam film ini, Lincoln memang sosok yang dielu-elukan dalam sejarah Amerika. Dialah bapak penghapus perbudakan. Dialah yang mengusulkan hak pilih kaum kulit hitam. Tentu bisa kita tarik benang merah, andai UU perbudakan yang diusung Lincoln tidak disetujui kongres bisa dipastikan Barack Obama tak akan pernah menjadi pemimpin negara adikuasa ini.

Abraham Lincoln memang bukan malaikat ataupun manusia sempurna. Tapi setidaknya, ada banyak hal yang di bawa patut kita teladani. Dia, Abraham Lincoln, merupakan salah satu dari presiden terbaik sepanjang sejarah Amerika bersama F.D Roosevelt dan George Washington.

Terakhir, saya sampaikan kekaguman saya terhadap kemiripan luar biasa antara aktor Daniel day Lewis(pemeran Lincoln) dengan presiden Lincoln yang sebenarnya. Amazing!

Daniel Day Lewis
Abraham Lincoln