Kebetulan lagi saya stay di Bandung liburan ini, alias gak pulang kampung. Film dan novel jadi teman kesepian :D
Nah, di post sebelumnya saya sudah mereview tentang novel historical romance yang seritanya fiktif namun plot waktu dan tempatnya nonfiktif. Sekarang saya akan mereview film historical romance yang cerita dan plotnya nonfiktif alias berdasarkan sejarah. Judulnya "The Young Victoria".
- Ringkasan Cerita
Sejak kecil, Victoria dijauhkan dari kehidupan sosial oleh ibunya, The Duchess of Kent, yang merupakan keturunan Saxe-Coburg. Ayahnya, The Duke of Kent, meninggal saat Victoria masih bayi. Sang ibu berada dalam pengaruh Sir John Conroy, her household controller, selama mengatur Victoria. Sempat suatu saat, Conroy memaksa Victoria menandatangani surat pernyataan bahwa Victoria menunjuk dia sebagai sekretaris pribadi. Hal ini dilakukan Conroy untuk tetap bisa mengatur Victoria nantinya saat menjadi ratu.
Sementara itu, beberapa pihak mulai menjodohkan Victoria dengan pria bangsawan sebelum dirinya naik tahta. King William IV saat masih hidup, menyarankan Victoria untuk menikah dengan sepupunya, Prince Alexander, dari Belanda. Di lain pihak, paman Victoria dari ibunya (King Leopold of Belgian) sangat berambisi menjodohkan keponakannya, Prince Albert of Saxe-Coburg and Gotha dengannya. Leopold ingin pengaruh "the Coburg" tidak terhapus di Inggris. Sebelum naik tahta, Prince Albert yang tinggal di Jerman sempat mengunjungi Victoria untuk pendekatan. Ini semua sudah direncanakan oleh King Leopold. (namun sebenarnya Albert serius menyukai Victoria).
Victoria sebenarnya tertarik pada Albert, tapi belum berkeinginan untuk menikah di usia 18 tahun.
Ini isi diary Victoria setelah pertemuan awalnya dengan Albert ,
"Albert is extremely handsome, his hair is about the same colour as
mine, his eyes are large and blue, and he has a beautiful nose and a
very sweet mouth with fine teeth, but the charm of his countenance is
his expression, which is most delightful".
(sumber: wikipedia)
Hingga tibalah saat pemangkuan tahta setelah paman Victoria, King William, meninggal. Saat menjadi ratu, Victoria menempatkan ibunya di istana yang terpisah dengan dirinya.
Victoria dekat dengan sang perdana menteri saat itu, 2th Viscount Melbourne, yang dikenal sebagai Lord M. Di awal pemerintahannya, Victoria sempat mendapat julukan Lady M karena terlalu menurut dengan saran dari Melbourne. Hingga terjadilah percikan pemberontakan dari rakyatnya.
Victoria (Inggris) dan Albert (Jerman) selalu berkirim surat sejak Albert pulang dari pertemuan awal mereka. Albert sempat berkunjung untuk kedua kali, namun tidak bisa tinggal terlalu lama karena Victoria mengaku sangat sibuk (alasan ini saran dari Melbourne).
Namun, saat pemberontakan itu terjadi, Victoria tertekan dan merasa kesepian. Dia hanya bisa tersenyum dengan surat-surat dari Albert. Dan diapun memutuskan mengundang Albert kembali ke Inggris dan melamarnya (Ratu melamar karena etiketnya tidak bisa dilamar, hehe).
Merekapun menikah, dan menjalani bulan madu yang bahagia. Tapi Albert mulai bosan karena dirinya tidak memiliki hal yang bisa dikerjakan di istana. Dia berharap bisa mengambil bagian untuk membantu Victoria dalam menjalankan kewajibannya sebagai ratu. Tapi Victoria tidak bisa. Dan timbullah sedikit pertengkaran. Selain itu pengatur rumah tangga kerajaan, Baroness Lehzen, juga terlalu mengatur kehidupan The Queen and Prince Albert. Albert merasa tidak nyaman di istana.
Dan sebuah kejadian penembakan terjadi. Penembakan saat Victoria dan Albert sedang berkereta. Dalam film diceritakan Albert melindungi Victoria dan tertembak. Dalam kisah sebenarnya, Prince Albert tidak sampai tertembak. Hubungan mereka membaik setelah penembakan ini. Melbourne mulai lunak dan menyarankan Victoria untuk berbagi pekerjaannya dengan Prince Albert.
Masa kepemimpinan mereka berduapun dimulai. (Film end)
- Pemeran utama
Oh ya, salah satu produser film ini adalah Sarah The Duchess of York, mantan istri Prince Edward. Berkat hubungannya dengan kelurga kerajaan Inggris-lah, film ini bisa shooting di beberapa istana kerajaan.
Selain itu, Emily Blunt juga mendapatkan kesempatan untuk masuk ke ruangan Ratu Victoria yang sebenarnya, melihat langsung barang-barang pribadi Victoria, membaca diary dan juga surat-suratnya.
Rupert Friend-pun harus belajar bahasa Jerman (bahasa ibu Prince Albert) dengan aksen yang benar. Dalam sejarah diceritakan bahwa Victoria dan Albert sangat sering bercengkerama dengan bahasa Jerman.
Rupert Friend as Prince Albert (left) and the real Prince Albert (right) |
Emily Blunt as Queen Victoria (left) and the real Queen Victoria (right) |
- Review Pribadi
Dan,
Prince Albert yang tampan, baik hati, dan sangat cerdas hadir di kehidupannya. Meski awalnya karena ambisi sang paman menjodohkan mereka, toh akhirnya cinta mereka benar-benar bersemi. Prince Albert adalah figur suami yang menjadi tempat bersandar sang ratu. Saya jadi bertanya-tanya, mereka hidup bersama selama 20 tahun dan memiliki 9 orang keturunan, hehehe. Tentu tidak diragukan lagi kehidupan mereka sangat penuh cinta :)
Sembilan orang anak Victoria ini nantinya menjadi bagian dari keluarga-keluarga kerajaan di daratan Eropa. Oleh karena itu Queen Victoria mendapat julukan 'Grandmother of Europe'.
Saya sangat suka film ini. Semuanya menggambarkan kegalauan sang ratu yang masih muda. Dan endingnya kebahagiaan keluarga sang ratu.
Hanya saja dalam cerita sebenarnya, Prince Albert meninggal pada usia muda (42 tahun). Sementara Victoria memimpin hingga usia 81 tahun.
Selama masa hidupnya tanpa Albert, Ratu jarang muncul di tempat publik, sering menggunakan gaun hitam (tanda berduka), dan selalu menyiapkan pakaian Albert seperti ketika Albert masih hidup. Betapa besar cintanya untuk Albert. :)
Beberapa bagian dari film ini yang membuat saya meleleh, yaitu :
1. Adegan setelah pernikahan mereka. Sepulang dari berkuda berdua.
Victoria said, "We will take care each other, won't we?"
Albert tersenyum sejenak, kemudian menjawab "Always"
2. Adegan setelah kejadian penembakan pada Victoria. Albert baru sadar setelah mengalami luka tembak.Sebelum penembakan, mereka sempat bertengkar dan Victoria marah.
Victoria said, "I'm sorry. What are you doing? You're so stupid" (sambil mecium pipi Albert).
Albert answered, "I have two reasons for what I did. 1st, You're irreplaceble and I'm replaceble"
Victoria said, "You're not replaceble for me" (menagis sesenggukan)
"Second, You're my only wife. You're my whole existence. I love you untill my last breath"
So sweet kaan.. :D
Tambahan info lagi,
Film ini juga dibuat edisi spesial untuk ditonton Queen Elizabeth II (recently Queen of England). Queen Elizabeth cukup meyukai jalan ceritanya, namun merasa pakaian abad 19 yang digunakan di film ini terlalu "German".
Tapi, film ini malah dapet penghargaan "the best costume" di Academy Award lho, hehehe
Ini perbandingan kostum pernikahan Victoria di film dengan sebenarnya. Hmm, saya selalu suka dengan kostum abad 19 :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar